Bagi Temen yang kesulitan dalam hal pembuatan laporan fisika
saya masih ada contoh pembuatannya.Tapi mohon maaf saya tidak mencantumkan sebuah link untuk mendownloadnya.Kembali lagi ke atas,yang saya tulis di sini sebagai contoh saja..mariii
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
VOLTAMETER TEMBAGA
DISUSUN OLEH :
ROBBY BAHAR KURNIAWAN 101057
ANDIKO RIAN DISTIONO 100179
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2006
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang penulis uacapkan karena atas Berkah dan Rahmat yang diberikan penulis telah diberikan kekuatan untuk menyelesaikan laporan ini, dengan judul Voltameter Tembaga.
Dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan hasil praktikum penulis banyak menemui hambatan dan kesulitan. Hal ini terutama dari keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan yang penulis miliki. Namun semua itu dapat dilewati setelah penulis diberi pengarahan dan petunjuk dari asisten yang membimbing.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan laporan ini.
Cilegon, 06 Mei 2005
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan …………………………………… 1
1.2 Teori Singkat …………………………………… 1
1.3 Alat yang digunakan …………………………………… 1
1.4 Prosedur Percobaan …………………………………… 2
BAB II TEORI PERHITUNGAN
2.1 Jawaban Pertanyaan …………………………………… 3
2.2 Teori Ralat …………………………………
2.2.1 Ralat Langsung …………………………
2.2.2 Ralat Tak Langsung …………………………
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan …………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………
LAMPIRAN
a. Contoh Perhitungan …………………………………
b. Blanko Percobaan …………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dalam percobaan Voltameter Tembaga ini adalah :
Menera sebuah amperemeter dengan Voltameter Tembaga.
1.2 Teori Singkat
zat cair dipandang dari sudut hantaran listrik, dapat dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu :
· Zat cair Isolator seperti air murni dan minyak
· Larutan yang mengandung ion – ion seperti larutan asam, basa dan garam-garam didalam air. Larutan ini dapat dilalui arus listrik dengan ion ion sebagai penghantarnya dan disertai dengan perubahan kimia.
· Air raksa, logam-logam cair yang dapat dilalui arus listrik, tanpa ada perubahan kimia didalamnya.
Pada percobaan ini dipakai larutan garam CuSO4, dalam bejana seperti pada gambar dibawah ini.
Bila pada arus listrik mengalir, maka akan terjadi endapan Cu pada Katoda. Jumlah Cu yang mengendap sebanding dengan arus yang melewatinya, sehingga Voltameter dipakai sebagai amperemeter.
1.3 Alat yang digunakan
· Voltameter yang terdiri dari :
- Bejana
- Keping tembaga sebagai katoda
- Keeping tembaga sebagai anoda
· Larutan Tembaga Sulfat (CuSO4)
· Sumber Arus
· Amperemeter
· Tahanan standart pengatur arus
· Kabel penghubung arus
1.4 Prosedur Percobaan
· Gosok katoda dengan kertas amplas sehingga cukup bersih.
· Buat rangkaian seperti pada gambar 2.
· Tuangkan larutan CuSO4 ke dalam bejana.
· Jalankan arus dan aturlah Rg sehingga amperemeter menunjukkan kuat arus I ampere (ditentukan oleh asisten).
· Periksalah sekali lagi apakah arus sudah benar (apakah terjadi endapan tembaga pada katoda).
· Putuskan dengan sumber arus dan jangan mengubah rangkaian lagi.
· Timbang katoda secara teliti dengan menggunakan neraca teknis.
· Pasang katoda pada rangkaian.
· Jalankan arus selama n menit (ditentukan oleh asisten). Usahakan agar kuat arus tetap I ampere dengan mengatur Rg.
· Setelah n menit putuskan arus dan ambil katoda lalu keringkan.
· Timbanglah lagi katoda hasil percobaan dengan teliti.
· Ulangi percobaan no. 1 s/d 11 untuk beberapa kuat arus dan waktu yang berlainan (ditentukan oleh asisten).
BAB II
TEORI PERHITUNGAN
2.1 Jawaban Pertanyaan
1. Hitunglah jumlah tembaga yang mengendap untuk setiap percobaan !
· Percobaan I
Pada t = 3 menit ; Rg = 1000 W ; I = 11 mA
WCu = m2 - m1
mCu1 = 77,5 - 75 = 2,5 gr
mCu2 = 77,5 - 75 = 2,5 gr
mCu3 = 77,5 - 75 = 2,5 gr
mCu Total = = 2,5 gr
· Percobaan II
Pada t = 4 menit ; Rg = 1000 W ; I = 11 mA
mCu = m2 - m1
mCu1 = 77,5 - 76 = 1,5 gr
mCu2 = 77,5 - 76 = 1,5 gr
mCu3 = 77,5 - 76 = 1,5 gr
mCu Total = = 1,5 gr
· Percobaan III
Pada t = 5 menit ; Rg = 1000 W ; I = 12 mA
mCu = m2 - m1
mCu1 = 76,5 - 75,5 = 0,5 gr
mCu2 = 76,5 - 75,5 = 0,5 gr
mCu3 = 76,5 - 75,5 = 0,5 gr
mCu Total = = 0,5 gr
· Percobaan IV
Pada t = 7 menit ; Rg = 1000 W ; I = 12 mA
mCu = m2 - m1
mCu1 = 77,8 - 76,5 = 1,3 gr
mCu2 = 77,8 - 76,5 = 1,3 gr
mCu3 = 77,8 - 76,5 = 1,3 gr
mCu Total = = 1,3 gr
· Percobaan V
Pada t = 9 menit ; Rg = 1000 W ; I = 12,5 mA
mCu = m2 - m1
mCu1 = 78,8 - 76 = 2,8 gr
mCu2 = 78,8 - 76 = 2,8 gr
mCu3 = 78,8 - 76 = 2,8 gr
mCu Total = = 2,8 gr
2. Berdasarkan jumlah endapan tembaga yang didapat, hitunglah jumlah muatan yang telah dipergunakan untuk menguraikan larutan. (untuk tiap percobaan)!
W = jika e = = = 31,75
i =
q = i . t
· Percobaan I
Pada t = 3 menit = 180 s ; Rg = 1000 W ; i = 11 mA ; WCu = 1,5 gr
i = = = 42,21347 A
q = i . t = (42,21347) x (180) = 7598,425 C
· Percobaan II
Pada t = 4 menit = 240 s ; Rg = 1000 W ; I = 11 mA ; WCu = 1,5 gr
i = = = 18,99606 A
q = i . t = (18,99606) x (240) = 4559,055 C
· Percobaan III
Pada t = 5 menit = 300 s ; Rg = 1000 W ; I = 12 mA ; WCu = 1 gr
i = = = 10,13123 A
q = i . t = (10,13123) x (300) = 3039,369 C
· Percobaan IV
Pada t = 7 menit = 420 s ; Rg = 1000 W ; I = 12 mA ; WCu = 1,3 gr
i = = = 9,40757 A
q = i . t = (9,40757) x (240) = 3951,179 C
· Percobaan V
Pada t = 9 menit = 540 s ; Rg = 1000 W ; I = 12,5 mA ; WCu = 2,8 gr
i = = = 15,75967 A
q = i . t = (15,75967) x (540) = 8510,2218 C
3. Buatlah grafik hasil peneraan, yaitu antara kuat arus hasil perhitungan no.2 dengan kuat arus yang terbaca pada amperemeter !
I Perc.(Y)
|
11 x 10-3
|
11 x 10-3
|
11 x 10-3
|
12 x 10-3
|
12,5 x 10-3
|
I Perh. (X)
|
42,21347
|
18,99606
|
10,13123
|
9,40757
|
15,75967
|
4. Berdasarkan hasil percobaan, berilah perhitungan untuk setiap pengukuran dari setiap percobaan beserta kesalahannya !
· Percobaan I
% Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 99,97 %
· Percobaan II
% Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 99,94 %
· Percobaan III
% Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 99,89 %
· Percobaan IV
% Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 99,88 %
· Percobaan V
% Kesalahan = x 100 %
= x 100 %
= 99,93 %
5. Berikan komentar tentang hasil-hasil di atas !
Jawab :
Pada percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena banyak faktor yang mempengaruhi kesalahan pada percobaan tersebut, antara lain :
a. Keping Cu yang tidak kering hingga penimbangan kurang akurat
b. Arus yang tidak stabil karena dihubungkan dengan larutan yang digunakan
c. Larutan CuSO4 yang telah rusak
d. Kesalahan dalam amperemeter atau tidak akurat dalam membaca amperemeter.
6. Berdasarkan no. 3 & 4 diatas, perlukah amperemeter yang diselidiki ? jelaskan !
Jawab :
Perlu, karena dalam percobaan dan perhitungan terdapat perbedaan dalam pengamatan amperemeter.
7. Jika dipergunakan amperemeter yang telah ditera dengan suatu metode lain, maka voltameter tembaga ini dapat dipergunakan untuk menghitung berat atom suatu zat kimia. Terangkan!
Jawab :
Bila amperemeter telah ditera maka voltmeter ini dapat digunakan untuk menghitung berat atom suatu zat kimia dimana waktu dan arus yang digunakan sama, sehingga voltmeter berat atom suatu zat kimia dapat dihitung dengan perbedaan massa yang dihasilkan berat atom dengan menggunakan rumus :
e =
8. Hitunglah berat atom tembaga dari percobaan ini dengan memisalkan kuat arus yang dipakai benar.
W = ↔ e =
karena e = ↔ BM =
Reaksi yang terjadi dikatoda :
Cu → Cu 2+ + 2e - ↔ maka S Ion = 2
· Percobaan I
W = 2,5 gr ; i = 42,21347 A ; t = 180 s
BM = = 63,5 gr / mol
· Percobaan II
W = 1,5 gr ; i = 18,99606 A ; t = 240 s
BM = = 63,5 gr / mol
· Percobaan III
W = 1 gr ; i = 10,13123 A ; t = 300 s
BM = = 63,5 gr / mol
· Percobaan IV
W = 1,3 gr ; i = 9,40757 A ; t = 420 s
BM = = 63,5 gr / mol
· Percobaan V
W = 2,8 g ; i = 15,75967 A ; t = 540 s
BM = = 63,5 gr / mol
9. Bandingkan hasil perhitungan dengan literature !
BM literatur = 63,5 g / mol
BM percobaan : a. Percobaan I = 63,5 g / mol
b. Percobaan II = 63,5 g / mol
c. Percobaan III = 63,5 g / mol
d. Percobaan IV = 63,5 g / mol
e. Percobaan V = 63,5 g / mol
% Perbandingan = x 100 %
· Percobaan I
% Perbandingan = x 100 %
= 0 %
· Percobaan II
% Perbandingan = x 100 %
= 0 %
· Percobaan III
% Perbandingan = x 100 %
= 0 %
· Percobaan IV
% Perbandingan = x 100 %
= 0 %
· Percobaan V
% Perbandingan = x 100 %
= 0 %
10. Mengapa setelah percobaan, katoda harus dikeringkan sebelum ditimbang!
Jawab :
Keping katoda dikeringkan agar kandungan air yang menempel di katoda hilang dan yang menempel dikatoda hanya Cu murni tanpa campuran air, sehingga saat ditimbang hasilnya akurat.
2.2 Teori Ralat
2.2.1 Ralat Langsung
Ø Percobaan I
Menghitung massa katoda sebelum percobaan (dalam gr) m1
No
|
m1
|
δm1
|
|δm1|
|
|δm1|2
|
a
|
Sm1
|
SR
|
m1 + Sm1
| |
1
|
75
|
75
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0 %
|
75 + 0
|
2
|
75
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
75
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
225
|
0
|
0
|
Menghitung massa katoda setelah percobaan (dalam gr) m2
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
76,5
|
76,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
76,5 + 0
|
2
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
229.5
|
0
|
0
|
Ø Percobaan II
Menghitung massa katoda sebelum percobaan (dalam gr) m1
No
|
m1
|
δm1
|
|δm1|
|
|δm1|2
|
a
|
Sm1
|
SR
|
m1 + Sm1
| |
1
|
76
|
76
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
76 + 0
|
2
|
76
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
76
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
228
|
0
|
0
|
Menghitung massa katoda setelah percobaan (dalam gr) m2
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
77,5
|
77,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
77,5 + 0
|
2
|
77,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
77,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
232,5
|
0
|
0
|
Ø Percobaan III
Menghitung massa katoda sebelum percobaan (dalam gr) m1
No
|
m1
|
δm1
|
|δm1|
|
|δm1|2
|
a
|
Sm1
|
SR
|
m1 + Sm1
| |
1
|
75,5
|
75,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
75,5 + 0
|
2
|
75,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
75,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
226,5
|
0
|
0
|
Menghitung massa katoda setelah percobaan (dalam gr) m2
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
76,5
|
76,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
76,5 + 0
|
2
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
229.5
|
0
|
0
|
Ø Percobaan IV
Menghitung massa katoda sebelum percobaan (dalam gr) m1
No
|
m1
|
δm1
|
|δm1|
|
|δm1|2
|
a
|
Sm1
|
SR
|
m1 + Sm1
| |
1
|
76,5
|
76,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
76,5 + 0
|
2
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
76,5
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
229.5
|
0
|
0
|
Menghitung massa katoda setelah percobaan (dalam gr) m2
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
77,8
|
77,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
77,8 + 0
|
2
|
77,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
77,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
223,4
|
0
|
0
|
Ø Percobaan V
Menghitung massa katoda sebelum percobaan (dalam gr) m1
No
|
m1
|
δm1
|
|δm1|
|
|δm1|2
|
a
|
Sm1
|
SR
|
m1 + Sm1
| |
1
|
76
|
76
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
76 + 0
|
2
|
76
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
76
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
228
|
0
|
0
|
Menghitung massa katoda setelah percobaan (dalam gr) m2
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
78,8
|
78,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
78,8 + 0
|
2
|
78,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
3
|
78,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
236,4
|
0
|
0
|
2.2.2 Ralat Tak Langsung
W =
I = =
· Percobaan I
t = 3 menit = 180 s
= = = - 16,88539
= = = 16,88539
δi =
=
= 0
i ± δ i = 11 ± 0 A
· Percobaan II
t = 4 menit = 240 s
= = = - 12,66404
= = = 12,66404
δi =
=
= 0
i + δi = 11 + 0
· Percobaan III
t = 5 menit = 300 s
= = = - 10,13123
= = = 10,13123
δi =
=
= 0
i + δi = 11 + 0
· Percobaan IV
t = 7 menit = 420 s
= = = - 7,236595
= = = 7,236595
δi =
=
= 0
i + δi = 11 + 0
· Percobaan V
t = 9 menit = 540 s
= = = - 5,62846
= = = 5,62846
δi =
=
= 0
i + δi = 11 + 0 A
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapat kesimpulan bahwa :
Arus pada percobaan dan teori terdapat perbedaan, yaitu:
- Percobaan I
Iperc = 11 mA
ITeori = 25,32808 A
- Percobaan II
Iperc = 11 A
ITeori = 18,99606 A
- Percobaan III
Iperc = 12 A
ITeori = 10,13123 A
- Percobaan IV
Iperc = 12 A
ITeori = 9,40757 A
- Percobaan V
Iperc = 12,5 A
ITeori = 15,75969 A
Beberapa factor yang menyebabkan kesalahan pada percobaan :
- Keping Cu tidak benar-benar kering
- Kurang tepat dalam membaca amperemeter
- Ketidakstabilan arus karena dihubungkan dengan larutan
- Larutan CuSO4 yang telah rusak.
CONTOH PERHITUNGAN
No
|
m2
|
δm2
|
|δm2|
|
|δm2|2
|
a
|
Sm2
|
SR
|
m2 + Sm2
| |
1
|
77,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
2
|
77,8
|
77,8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
77,8 + 0
|
3
|
77,8
|
0
|
0
|
0
| |||||
Σ
|
233,4
|
0
|
0
|
= = = 77,8
δm2 = - m2 = 77,8 - 77,8 = 0
= = = 0
|δm2|2 = 2 = 2 = 0
a = = = 0
Sm2 = = = 0
SR = x 100% = x 100% = 0
BLANKO PERCOBAAN
VOLTAMETER TEMBAGA
MAHASISWA
|
NILAI
| |||
NAMA
|
Eka R ; Bunga I.T
|
TEST PENDAHULUAN
|
25 %
| |
JURUSAN
|
Metalurgi
| |||
NIM / GROUP
|
040288 ; 040716
|
PENGAMBILAN DATA
|
25 %
| |
Tgl Percobaan
|
02 Mei 2006
| |||
ASISTEN
|
LAPORAN
|
25 %
|
Percobaan
|
Massa Katoda sebelum percobaan (m1)
|
Kuat Arus (i)
|
Hambatan (Rg)
|
Waktu (t)
|
Massa Katoda setelah percobaan (m2)
| ||||
I
|
75
|
75
|
75
|
11 mA
|
1000 Ω
|
3
|
77,5
|
77,5
|
77,5
|
II
|
76
|
76
|
76
|
11 mA
|
1000 Ω
|
4
|
77,5
|
77,5
|
77,5
|
III
|
75,5
|
75,5
|
75,5
|
11 mA
|
1000 Ω
|
5
|
76,5
|
76,5
|
76,5
|
IV
|
76,5
|
76,5
|
76,5
|
11 mA
|
1000 Ω
|
7
|
77,8
|
77,8
|
77,8
|
V
|
76
|
76
|
76
|
11mA
|
1000 Ω
|
9
|
78,8
|
78,8
|
78,8
|
terimasih om sesepuh atas arsip laporannya
BalasHapusby stevenvey